Genpilomboksumbawa.com, SUMBAWA – Persis sesaat setelah penerjun ke-15 mendarat dengan sempurna, terompet perahu Polisi Air (polair) berbunyi nyaring. Serentak, ratusan pasang mata beralih ke arah laut. Satu polair tampak mengawal puluhan perahu nelayan. Kibar bendera kertas merah putih, kencang, selaju deretan perahu.
Massa penonton kini bergerak ke pinggir laut. Sebagian besar mereka, mengabadikan laju puluhan perahu nelayan tersebut.
Ketika barisan paling depan perahu mulai memutar, dua pembawa acara menjelaskan asal dari masing-masing perahu. Sebagian besar mereka berasal dari beberapa desa nelayan yang terdapat di kabupaten Sumbawa.
Dua puluh lebih nelayan berasal dari wilayah Pelabuhan Badas sendiri. Berikutnya, lima belas nelayan lain datang dari desa Labuhan Sumbawa. Yang membanggakan, nelayan dari Pulau Moyo juga disebutkan turut serta.
Parade Perahu Nelayan Hias, sekaligus penanda dimulainya rangkaian acara dari event Festival Pesona Moyo (FPM) 2018.
Saat ini, di samping event internasional Sail Indonesia Moyo Tambora 2018, berlangsung juga satu event rutin tahunan, FPM 2018. Event gelaran rutin dispar pemerintah provinsi NTB bersama pemerintah kabupaten Sumbawa. Dilaksanakannya parade perahu nelayan ini, sebagai supporting event FPM 2018.
Seperti telah diberitakan terpisah, gelora NTB Bangkit kini menjadi semangat baru warga NTB umumnya. Terutama berkat hadirnya tiga menteri Kabinet Kerja di seremoni pembukaan Sail Indonesia Moyo Tambora 2018. Kobaran semangat yang sama kencangnya dengan kibar hiasan bendera merah putih di puluhan perahu nelayan. Pun selaju deretan perahu-perahu ini saat berparade.
Bukan tanpa alasan jika Pelabuhan Badas, Sumbawa, terpilih menjadi venue utama Sail Indonesia Moyo Tambora 2018. Sejarah panjang para nelayan, beriringan dengan kisah mendunia tentang cantiknya Pulau Moyo, Pulau Satonda serta kegagahan Tambora.
Alasan sama yang menjadikan antusiasme tinggi para nelayan, mendukung penuh setiap rangkaian acara besar ini. Salah satunya melalui Parade Perahu Hias.
Perahu-perahu nelayan ini masih tetap mengitari perairan di sekitar Pelabuhan Badas. Bahkan setelah para tamu undangan seremoni pembukaan mulai menyepi.
Sebagian mereka malah merapat ke area tenda-tenda, yang sepanjang pagi dipenuhi para undangan. Tali-tali nilon cekatan dilempar, kemudian diikatkan di tiang-tiang lampu penerang dermaga Badas. Sebagian menjemput keluarga, istri dan anak-anak, yang tadinya menikmati bersama rangkaian acara pembukaan. Beberapa yang lain, baru saja datang. Tampak menuju area Expo Maritim, masih di kompleks luas dermaga.
Nelayan Sumbawa tentu tak akan melupakan momen-momen istimewa selama pekan kedua September tahun ini. Gempita belasan rangkaian awal event Sail Indonesia Moyo Tambora 2018, menambah warna kisah dunia kemaritiman. Khususnya bagi nelayan dan penduduk di sekitar Pelabuhan Badas, Tau Samawa, juga masyarakat NTB umumnya.
(Muslifa Aseani/GenPI Lombok Sumbawa)