Selebrasi Earth Hour: #MataramPeteng2019

by Emen Ardiansyah

EARTH HOUR adalah salah satu kampanye global WWF sebagai organisasi konservasi terbesar di dunia, yang mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk menyatakan kepeduliannya terhadap perubahan iklim dengan cara mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam (20.30– 21.30 waktu setempat), pada setiap hari Sabtu di minggu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Dimulai sebagai sebuah kampanye simbolis di Sydney, Australia pada tahun 2007, Earth Hour telah berkembang menjadi gerakan akar rumput terbesar di dunia, untuk isu lingkungan yang berfokus pada perubahan iklim. Selama satu dekade, Earth Hour telah berhasil memobilisasi jutaan orang untuk aksi penyelamatan iklim di 188 negara dan wilayah. 

Di Indonesia, Earth Hour diawali hanya di Jakarta pada tahun 2009. Berkat intensitas kampanye yang dilakukan berbagai komunitas, media massa, dan aktifitas di dunia maya, jumlah kota yang berpartisipasi pada EARTH HOUR 2018 di Indonesia mencapai lebih dari 65 kota dan dengan di dukung oleh 50 pemimpin kota/kabupaten/propinsi di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2018, Earth Hour digerakkan oleh 2000 volunter aktif di 100 kota dan diikuti oleh 2 juta orang melalui aktivasi digital se-Indonesia. 

Melalui gerakan Earth Hour, WWF-Indonesia berkomitmen terus mengajak masyarakat untuk melakukan aksi lanjutan yang mendukung perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dalam jangka panjang. Kampanye ini diharapkan mampu menunjukkan kesungguhan dalam penghematan energi dan pengurangan emisi karbon dioksida dari penggunaan listrik berbahan bakar minyak bumi dan batu bara di perkotaan, juga komitmen lainnya untuk terus menjaga keanekaragaman hayati, kekayaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan yang dilakukan Indonesia. 

Tahun 2019 adalah tonggak pelaksanaan EARTH HOUR di Indonesia yang ke-11 dengan membawa pesan kampanye #KolaborAKSI untuk membangkitkan komitmen kerjasama dan partisipasi aktif dari semua individu, komunitas, pemerintah, dan pelaku bisnis dalam gerakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mencegah deforestasi melalui pola konsumsi dan perubahan gaya hidup yang berkelanjutan. Khusus di Kota Mataram, inisiasi kegiatan ini dinamakan Greeneration Festival 2019 yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Maret 2019. Selebrasi Earth Hour diinternalisasi oleh Earth Hour Mataram bertajuk #MataramPeteng2019 dalam kegiatan Greeneration Festivaldi Lapangan Umum Mataram (Taman Sangkareang), Kota Mataram yang dimulai pada pukul 15.00 WITA dengan diawali kompetisi atau perlombaan berupa: 

  1. Lomba eco-bricks yang diikuti oleh SD/MI se-derajat yang ada di Kota Mataram serta edukasi pembuatan eco-bricks untuk peserta Rover Scout Camp 2019 yang merupakan kegiatan inisiasi Racana Sangkareang-Teratai Putih UKM Pramuka Universitas Mataram. Peserta berasal dari Pramuka Penegak dan Pandega atau Pramuka yang ada di SMA/SMK/MA se-derajat dan Perguruan Tinggi se-NTB dimana eco-bricks diharapkan bisa diterapkan di lingkungan sekitarnya.
  2. Lomba Mading 3D yang diikuti oleh SMP/MTs se-derajat dan SMA/SMK/MA se-derajat yang ada di Kota Mataram dengan penilaian dari dewan juri secara professional.

Kemudian, gerakan akar rumput global ini mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia, untuk menyatakan kepeduliannya terhadap perubahan iklim dengan cara mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam. Tepatnya pada pukul 20.30—21.30 WITA, ikon-ikon Kota Mataram berikut ini akan dimatikan (switch off).

  1. Taman Sangkareang 
  2. Islamic Center 
  3. Kantor Walikota Mataram 
  4. Pendopo Walikota Mataram 
  5. Kantor Gubernur NTB 
  6. Pendopo Gubernur NTB 
  7. Bundaran Karang Jangkong 
  8. Bundaran Ex-Bandara Selaparang 
  9. Monumen Bahari Mataram

Selain ikon-ikon Kota Mataram, aksi switch off dengan mematikan lampu dan alat-alat elektronik yang tidak diperlukan juga mengajak kerjasama beberapa hotel, café dan restaurant yang berada di Kota Mataram. Lalu, keterlibatan dan partisipasi dalam aksi tersebut dapat didokumentasikan dengan mengirimkan foto atau video melalui email ke atau agar rekan, keluarga, dan mitra bisa berpartisipasi dalam gerakan Earth Hour dan menyatakan dukungan publik melalui media sosial dengan tanda pagar/hashtag #IniAksiku, #Connect2Earth, dan #TogetherPossible. 

Kampanye Earth Hour diharapkan tidak hanya berhenti pada momen satu jam, akan tetapi terus dilanjutkan dengan aksi-aksi perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Melalui kampanye ini diharapkan Indonesia dapat menunjukkan kesungguhan dalam penghematan energi dan pengurangan emisi karbon dioksida dari penggunaan listrik berbahan bakar minyak bumi dan batu bara di perkotaan, juga komitmen lainnya untuk terus menjaga keanekaragaman hayati, kekayaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan.  

Mari matikan lampu pada Sabtu, 30 Maret 2019, pukul 20.30—21.30 WITA. Tunjukkan bahwa Anda peduli kelestarian alam dan keberlangsungan kehidupan umat manusia. Tindakan kecil Anda dapat membawa perubahan besar bagi peradaban dunia. Terima kasih atas perhatian dan dukungan Anda. 

Ini Aksiku, Mana Aksimu !

You may also like

Leave a Comment