Sepekan Jelang Bau Nyale 2019

by bunsal
KEK Mandalika, venue utama Bau Nyale 2019

Pelaksanaan event Festival Pesona Bau Nyale 2019 tinggal menunggu hari. Event pariwisata rutin tahunan Bau Nyale kini terpilih menjadi satu diantara Top 100 Wonderful Event CoE Kemenpar RI. Tahun ini, Bau Nyale akan diselenggarakan selama sembilan hari. Di mulai pada tanggal 17 sampai malam puncak di 24 serta 25 Februari nanti. Berbagai persiapan diinformasikan ulang, di Prescon pada Senin 11 Februari kemarin.

Festival Bau Nyale lahir dari legenda masyarakat Lombok, yaitu kisah Putri Mandalika nan jelita. Kecantikan sang putri mahsyur di kerajaan-kerajaan lainnya, sampai kemudian para pangeran kerajaan tersebut satu per satu datang meminang. Sang putri cantik tak bisa memilih. Keabaian pilihan pada salah satu pangeran, akan memicu perang antar kerajaan. Alih-alih dipersunting pangeran, Putri Mandalika memilih mengorbankan diri. Terjun ke samudera, yang kemudian diyakini masyarakat berubah wujud menjadi cacing Nyale.

Legenda yang terjaga turun temurun, dirayakan bertepatan dengan kemunculan cacing Nyale. Seringkali di musim hujan yang membasahi bumi hampir setiap hari, tepatnya di sekitar bulan Februari atau Maret.  Rangkaian acara dan ragam atraksi hiburan telah dipersiapkan selama sembilan hari penyelenggaraan festival ini. Apa saja?

Ragam Kontes dan Lomba

Di hari pertama, dua kontes siap menjadi pilihan. Yang pertama, Surfing Contest di pantai Gerupuk, Lombok Tengah. Pantai ini telah lama eksis menjadi spot surfing di Lombok. Berada di ujung timur garis pantai panjang kawasan Mandalika, berjarak sekitar setengah jam berkendara. Siluet spot Batu Payung bisa disaksikan dari jauh, dari salah satu sisi pantai Gerupuk.

Kontes kedua di tanggal 17 Februari ini, yaitu Photo Contest. Berbeda dengan Surfing Contest, kontes foto dilaksanakan sampai tanggal 23 Februari. Tema kontes ‘Kegiatan Bau Nyale’, membuat kamu bisa menyaksikan ragam acara lainnya. Salah satunya, Fashion Show di tanggal 21 Februari atau Parade Budaya di kota Praya pada tanggal 22 Februari.

Dua Pepadu Peresean dan Pekembar.

Yang utama tentu saja Peresean. ‘Perang’ tanding dua Pepadu (petarung Peresean), membekal ‘pedang’ rotan (penjalin) dan perisai (ende) yang terbuat dari kulit kerbau. Pepadu hanya kenakan Sapuq dan Kereng (kain – bahasa Sasak). Diawasi dua wasit (pekembar), satu orang menjadi wasit di tengah lapangan (pekebar tengaq) dan seorang lagi di pinggir (pekembar sedi). Gendang Beleq menjadi musik latar saat dua Pepadu Peresean bertarung.

Peresean akan dilaksanakan pada tanggal 19 sampai 23 Februari, di pantai Senek Mandalika.

Parade Budaya dan Menjaga Tradisi

Ragam acara yang bisa disebut sebagai penjaga tradisi, diantaranya Kampung Kuliner, Pemilihan Putri Mandalika dan penangkapan cacing Nyale sendiri. Kampung Kuliner akan menghadirkan ragam kuliner khas Lombok. Mulai dari kuliner mainstream seperti Ayam Taliwang, Sate Ikan Tanjung, Sate Rembige, Sate Pusut, Pelecing Kangkung, Banteng Ngangak. Juga kuliner anti-mainstream. Khusus yang ini, sebaiknya kamu hunting sendiri di Kampung Kuliner, nanti di tanggal 24 Februari ya.

Pemilihan Putri Mandalika sendiri, tentunya tak hanya memilih putri yang cantik rupa. Namun, kebaikan budi yang mewujud di karakter pribadi yang juga terbaik.

Sebagian peserta Bau Nyale yang berburu cacing Nyale.

Nah, di pagi buta tanggal 25 Februari, ratusan peserta festival akan merubung Pantai Mandalika. Pantai yang kini semakin cantik dan dikenal sebagai KEK Mandalika, menjadi venue utama penangkapan cacing Nyale. Cacing warna warni ini akan mulai muncul sejak pukul 3 pagi dan mulai menghilang seiring makin tingginya mentari.

Beragam acara diatas, semakin eksiskan Bau Nyale menjadi salah satu event pariwisata di Lombok yang paling ditunggu. Tentu juga menjaga eksistensi tradisi, adat istiadat serta legenda dengan berbagai pesan juga nasihat terbaik bagi generasi penerus Lombok.

Salam GenPI. Gass!

You may also like

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.