Mandalika sejak ditetapkan menjadi destinasi super prioritas memang mendapat perhatian yang cukup serius. Baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Dukungan percepatan infrastruktur, branding maupun promosi, terus dilakukan.
Pada 20 November lalu sukses digelar ‘Sales Mission Super Priority Destination Mandalika’ di Novotel Bangkok. Sebelumnya kegiatan serupa telah dilaksanakan di Singapore. Hal ini tentu penting untuk membangun pasar dari kedua negara, khususnya meningkatkan market share Lombok sebagai 1 dari 5 destinasi super prioritas Indonesia.
“Singapore adalah pasar yang sangat menjanjikan. Selain menjadi hub bagi dunia, kita sudah memiliki direct flight Lombok Singapore ,meskipun belum daily. Silk Air sudah beroperasi sejak lama dan akan disusul maskapai Air Asia. Air Asia sedang bersiap membuka rute Lombok Singapore,” papar Ketua BPPD NTB Anita Achmad.
Demikian juga dengan Bangkok. Millenials Bangkok saat ini tertarik dengan Indonesia. Bahkan menjadi satu prideness ketika millenials negeri gajah putih tersebut mengunjungi Indonesia.
“Sales Mission ini merupakan kegiatan penguatan pasar sekaligus mendorong pertumbuhan wisman ke Lombok. Target kita pada 2020 bukan angka yang mudah, maka dari itu dilakukan berbagai strategi termasuk Sales Mission,” tambah Anita.
Mandalika bukan hanya destinasi super prioritas bagi Indonesia namun juga dirancang untuk menjadi ‘World Class Destination’. Mandalika pada 2021 akan menggelar Moto GP, tentu ini menunjukkan kesiapan Mandalika sebagai destinasi super prioritas dengan atraksi level dunia.
Moto GP menjadikan Lombok bergengsi pada pasar ‘sport tourism’. Selain berfokus pada media exposure yang akan diberikan dari ajang tersebut, kita juga bisa berharap bahwa melalui Mandalika target kunjungan dapat terealisasi dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Pada Sales Mission kali ini dikenalkan juga berbagai destinasi, atraksi dan budaya melalui berbagai penampilan dan baju adat Sasak yang digunakan. Budaya menjadi unsur yang penting dalam konten pariwisata sebagai ‘uniqueness’ dan upaya menciptakan ‘experience’ bagi wisatawan.