Ikuti Tren Anak Zaman Now, Pemuda Karang Bayan Sulap Kebun Jadi Tempat Wisata

by Emen Ardiansyah

www.Genpilomboksumbawa.com, Lombok Barat – Kemajuan teknologi yang begitu pesat turut mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Salah satunya dalam aktivitas sehari-hari terutama saat berwisata. Keseharian masyarakat terutama anak muda saat ini tidak lepas dari aktivitas berfoto dan juga media sosial.

Untuk itu, perkembangan pariwisatapun turut berkembang mengikuti kebutuhan pasar. Di berbagai tempat, diciptakan beberapa titik foto yang dipadukan dengan destinasi yang ada, sehingga hadirlah isitlah destinasi instagramable. Semua ini tidak lain untuk memenuhi kebutuhan para traveler yang selalu mengunggah aktivitas liburannya di media sosial.

Adanya spot berfoto menjadi salah satu factor pendukung viralitas dari suatu destinasi. Karena ketika destinasi tersebut telah tersebar di media sosial, maka spot foto yang tersebar mampu menjadi ciri khas atau pengenal dari suatu destinasi.

Hal inilah yang disadari oleh para pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Peduli Karang Bayan (Grapik), Kabupaten Lombok Barat. Melihat ramainya aktivitas berfoto di kalangan masyarakat, Gerakan yang digawangi oleh Ashgar Gibran ini berusaha menghadirkan suasana baru di desanya, yaitu Karang Bayan.

Ashgar dengan ditemani beberapa temannya mencoba menggarap sebuah destinasi baru yang awalnya merupakan lahan kebun jeruk. Jaman’s Selfie Garden merupakan nama yang dipilih untuk lokasi yang dikembangkan belum menyentuh umur satu bulan ini. Jaman’s Selfie Garden ini berlokasi di Jalan Pal Indah Dusun Peresak Barat Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar, sekitar 30 menit dari pusat Kota Mataram.

Jaman’s Selfie Garden dibuat dengan tujuan sebagai salah satu pilihan berwisata baru bagi warga Desa Karang Bayan maupun warga desa lain yang ada di sekitar Desa Karang Bayan. Di tempat ini, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti berkumpul bersama keluarga, berfoto dengan panorama alam, hingga berkebun jika berkunjung di saat yang tepat.

Dalam pengembangan awal ini Ashgar mengaku memang cukup sulit, terlebih bahwa lahan ini merupakan lahan milik warga, namun Ashgar mencoba meyakinkan sang pemilik lahan.

“Awalnya memang sulit, karena lahan ini adalah milik orang. Tapi setelah beberapa kali berbincang, akhirnya kita bisa meyakinkan dan mulailah untuk digarap”, ungkap Ashgar.

Dan setelah coba untuk dikembangkan, ternyata respon dari masyarakat desa cukup positif. Meskipun berbayar, ada saja masyarakat yang datang untuk berkunjung.

Untuk kedepannya, meskipun masih menggunakan dana swadaya, lokasi ini direncanakan akan dikembangkan sedemikian rupa. Rencananya Ashgar dan tim Grapik akan membuat taman bacaan atau perpusatakaan alam, menghadirkan beberapa spot foto baru serta menghadirkan beberapa permainan bagi anak-anak.

You may also like

1 comment

Genpi Singkawang May 17, 2018 - 10:04 am

Keren, kreatif. Membuat lahan biasa jadi berguna. Salam kenal dari Genpi Singkawang 🙂

Reply

Leave a Comment